Terima Kasih Atas Kunjungannya

Sabtu, 20 April 2013

Menikah Mengurangi Risiko Serangan Jantung

Adhyel Menikah Mengurangi Risiko Serangan Jantung
Berbahagialah Anda yang sudah menemukan pasangan hidup. Selain tak akan kesepian, pasangan yang sudah menikah juga memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung. Sebaliknya, orang yang hidup sendiri atau masih menjomblo memiliki risiko kematian lebih besar akibat penyakit jantung. "Hasil penelitian menunjukkan pernikahan mengurangi riisko penyakit koroner akut dan kematian akibat penyakit tersebut, baik pada pria atau wanita," kata ketua peneliti Dr.Aino Lamminatausta dari Turku University Hospital. Untuk penelitiannya Lamminatausta mengumpulkan data lebih dari 15.300 orang yang terkena serangan jantung antara tahun 1993 dan 2002. Dari jumlah pasien tersebut 7.700 orang meninggal 28 hari pasca serangan jantung.  Ketika memperhitungkan status pernikahan dalam kejadian serangan jantung, para peneliti menemukan orang yang tidak menikah memiliki risiko 58-66 persen, sementara pada wanita risikonya sekitar 60-65 persen. Perbedaan risiko pada kematian akibat penyakit jantung bahkan lebih besar lagi pada kelompok orang yang menikah dan yang hidup sendiri. Untuk pria lajang, risiko kematian 28 hari pasca serangan jantung melebihi 60 persen. Mengapa orang yang menikah mendapat keuntungan tersebut belum diketahui dengan jelas. Namun ada beberapa alasan yang diduga berperan. Antara lain, orang yang masih jomblo pada umumnya status kesehatannya lebih rendah. Orang yang sudah menikah juga cenderung memiliki status finansial lebih mapan, memiliki lebih banyak teman dan dukungan sosial lebih besar, yang semuanya meningkatkan status kesehatan. Orang yang memiliki pasangan juga akan lebih cepat ditolong dokter atau diangkut ambulan dibanding para jomblo. "Pernikahan terkait erat dengan kesehatan kardiovaskular yang lebih baik dan risiko kematian lebih rendah akibat serangan jantung," kata Dr.Gregg Fonarow, pakar kardiologi dari Universitas California, Los Angeles.

Info lebih lengkap www.health.kompas.com

Mengapa Usia Muda Bisa Serangan Jantung?

Adhyel Mengapa Usia Muda Bisa Serangan Jantung?


Akhir-akhir ini kasus kematian akibat serangan jantung semakin sering ditemukan. Pada Jumat (22/3/2013) kemarin, penyanyi sekaligus presenter acara olahraga kondang, Ricky Jo, meninggal di usia yang masih relatif  muda akibat serangan jantung. Apa yang menyebabkan serangan jantung ini dapat menyebabkan kematian  dan mengapa kini banyak dialami oleh mereka yang berusia muda?
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Jantung Pusat Harapan Kita Jakarta Faisal Baraas menyatakan, penyempitan pada pembuluh darah koroner jantung lah yang memiliki peranan utama mengapa kematian mendadak terjadi. Penyempitan pembuluh darah dapat disebabkan oleh plak yang terbentuk akibat timbunan kolesterol yang terlalu tinggi dalam darah. "Penyempitan pembuluh darah koroner, jika mencapai 80 persen, artinya hanya 20 persen saja yang dapat dilewati darah, menyebabkan darah mengental atau menggumpal. Sehingga tidak ada darah yag bisa lewat ke jantung," papar Faisal saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (23/3/2013). Penyempitan pembuluh darah, lanjutnya, tidak memandang usia seseorang. Oleh sebab itu, meskipun masih berusia muda, penyempitan pembuluh darah bisa terjadi apabila seseorang memiliki faktor risiko sehingga ia menjadi lebih rentan mengalami serangan jantung. Serangan jantung, lanjut Faisal, mungkin saja tidak didahului dengan gejala apapun sebelumnya. "Umumnya memang ada gejala sebelumnya seperti nyeri dada dan sesak, namun bisa juga tidak diawali oleh gejala," ungkapnya.

Faktor Risiko
Faisal menjelaskan, ada dua faktor risiko dari kematian mendadak yang berkaitan dengan penyakit jantung. Pertama adalah faktor yang tidak dapat diubah, dan kedua adalah faktor yang dapat diubah. Faktor yang tidak dapat diubah terdiri dari faktor keturunan atau genetik, faktor usia, dan jenis kelamin. Besarnya masing-masing faktor dalam mempengaruhi risiko penyakit jantung berbeda-beda pada setiap orang. "Untuk faktor genetik, tergantung pada kadar lipoprotein dalam darah. Semakin kuat faktor genetik mempengruhi bila kada protein ini tinggi. Dan semakin tinggi kadar protein ini maka semakin tinggi pula risiko serangan jantung," tutur Faisal. Faktor usia juga tidak dapat dihindarkan. Semakin tua usia seseorang, maka kekenyalan pembuluh darah pun akan berkurang. Sedangkan faktor jenis kelamin, kata Faisal, laki-laki lebih rentan mengalami penyumbatan pembuluh darah dibandingkan perempuan. "Perempuan memiliki hormon estrogen yang mencegah menyempitan pembuluh darah," ungkapnya. Selain itu, ada faktor yang dapat diubah yaitu yang berhubungan dengan gaya hidup. Kebiasaan seperti merokok, kurang olahraga, memiliki kadar kolesterol tinggi, kencing manis, dan stres adalah beberapa faktor risiko yang dapat diubah.

 Olahraga Berat Dapat Memicu
Faisal menambahkan, seringkali penyumbatan pada pembuluh darah tak menunjukkan gejala spesifik, sehingga banyak orang tak sadar jika dirinya sudah memiliki sumbatan.  Bila sudah ada yang tersumbat, kinerja jantung dapat terganggu. Olahraga berat bisa menjadi sangat berbahaya karena dapat memicu serangan jantung. Olahraga berat, terang Faisal, membutuhkan aliran darah yang cepat sehingga membuat kerja jantung lebih berat. Saat terjadi penggumpalan darah, ketika melewati pembuluh darah yang menyempit, maka darah dialirkan semakin lambat. Padahal saat olahraga berat dibutuhkan aliran darah yang cepat. Hal inilah yang dapat memicu kematian mendadak. Untuk mencegah serangan jantung, perlu dihindari faktor-faktor risikonya. Anda memang hanya bisa pasrah dan berdoa untuk faktor yang tidak dapat diubah, namun pengupayaan optimal untuk faktor yang dapat diubah masih dapat dilakukan. Hal yang dapat dilakukan, menurut Faisal, antara lain dengan menjaga pola makan yang sehat yaitu rendah lemak dan rendah garam. Kemudian, olahraga ringan hingga moderat, namun teratur, dan menghindari rokok serta alkohol. "Apabila memiliki penyakit kencing manis atau kolesterol tinggi, maka harus ada pengobatan untuk memperkecil risiko serangan jantung," cetusnya.

Info lebih lengkap www.health.kompas.com

Makanan Tinggi Serat Sehatkan Jantung

Adhyel Makanan Tinggi Serat Sehatkan Jantung


Diet tinggi serat selama ini dipercaya sangat bermanfaat untuk pencernaan, namun makanan itu juga baik untuk kesehatan jantung, terutama karena menurunkan kadar kolesterol. Praktisi perawat di Heart and Vascular Clinic di University of Alabama Birmingham Jody Gilchrist mengatakan, diet tinggi serat dari buah, sayuran, gandum utuh, dan kacang-kacangan telah diteliti dapat membantu untuk menurunkan kadar kolesterol. "Hampir semua ahli gizi mengatakan bahwa seseorang membutuhkan paling tidak 25 gram serat setiap hari sebagai bagian dari diet seimbang," ujarnya. American Heart Association (AHA) merekomendasikan untuk setiap 1.000 kalori yang dimakan setidaknya mengandung 14 gram serat yang terdiri dari 10 gram serat yang dapat larut. Serat yang dapat larut membuat Anda kenyang lebih cepat sehingga dapat membantu mengontrol serapa banyak makanan yang dapat Anda makan. Penelitian menunjukkan bahwa serat larut juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL dengan cara mencegah tubuh menyerap kolesterol dari makanan. Gilchrist mengatakan, makanan dengan serat larut yang tinggi antara lain oatmeal, kacang-kacangan, biji-bijian, beras, gandum, jeruk, stroberi, dan daging apel. Sedangkan serat tidak larut lebih berperan dalam membantu mencegah sembelit dan menjaga saluran pencernaan tetap sehat. Makanan dengan serat tak larut yang tinggi di antaranya roti gandum, biji-bijian utuh, kubis, bit, wortel, lobak, kembang kol, dan kulit apel. Saat ini banyak ditemukan makanan tinggi serat olahan, namun Gilchrist menyarankan agar lebih berhati-hati lagi dalam memilih produk-produk ini. "Anda harus teliti dalam membaca label dari produk-produk tersebut, karena banyak produk yang menyebutkan mengandung oat atau gandum, sebenarnya mengandung gandum yang sangat sedikit, sedangkan kandungan gula, natrium, dan lemaknya tinggi, seperti muffin dan wafel," tutur Gilchrist. Cara lain untuk meningkatkan asupan serat Anda adalah dengan menambahkan suplemen serat untuk minuman, sereal, yogurt, sup, dan makanan lainnya. "Namun, pastikan juga untuk meningkatkan asupan serat Anda secara perlahan dan minum banyak air," tandasnya.


Info lebih lengkap www.health.kompas.com

Followers

Powered By Blogger

Statistik Pengunjung