Penyakit
jantung menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Penyakit ini
menimpa penduduk berusia produktif. Berdasarkan data Federasi Jantung Dunia,
kematian akibat penyakit jantung 17,1 juta orang (19 persen total kematian) per
tahun. Jumlah ini empat kali jumlah penduduk Singapura. Di Indonesia,
berdasarkan catatan Yayasan Jantung Indonesia, prevalensinya 7-12 persen per
tahun. Artinya, minimal ada 16,8 juta penduduk mengidap penyakit jantung dari
240 juta penduduk Indonesia. Dari jumlah itu, yang berusia produktif, 30-50
tahun, mencapai 50 persen. Santoso Karo-Karo dari Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia mengatakan, penyebab penyakit jantung adalah pola
hidup tidak sehat. ”Kebiasaan merokok, mengonsumsi alkohol dan makanan
berlemak, kurang berolahraga merupakan faktor risiko gangguan jantung,” kata
Santoso, seusai peluncuran alat pengukur detak jantung genggam di Jakarta,
Jumat (15/3). Menurut Ketua I Yayasan Jantung Indonesia Mia Hanafiah, hal ini
sangat merugikan, tidak hanya medis, tetapi juga sosial-ekonomi. Penyakit pada
usia produktif membuat keluarga kehilangan pencari nafkah dan negara kehilangan
angkatan kerja. Membiasakan pola hidup sehat adalah cara terbaik mencegah
penyakit jantung. ”Yang bisa dilakukan adalah mengurangi dan menghilangkan
faktor risiko,” kata Santoso.
Info lebih lengkap www.health.kompas.com